Memoriku Di Lawang Sewu
Semarang…
Semangat membangun yang tak patah arang..
Begitulah
sajak yang sekiranya pantas disematkan
dari sebuah kota bernama Semarang. Teruntuk lebih khususnya di sektor
pariwasata kota yang dijuluki Kota Atlas ini. Di Semarang terdapat beraneka ragam
obyek wisata yang menarik nan menggoda bagi para wisatawan untuk datang ke kota ini lagi dan lagi. Dari
wisata gratisan layaknya Tugu Muda dan Kota Lama ataupun wisata berbayar murah
meriah seperti Lawang Sewu dan event Jateng Fair yang sedang berlangsung pada
bulan ini.
Dari
beraneka ragam obyek wisata tersebut,Lawang Sewu yang cukup menarik minat saya.
Miliki daya pikat tersediri bagi saya. Masih kuingat beberapa tahun yang
lalu,dalam rangka mengisi waktu liburan akhir semester,saya berkunjung ke
wisata yang terletak di pusat Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini bersama
teman-teman SMA. Dengan aroma mistis dan horror yang begitu kental terasa.
Bahkan sampai terdapat lukisan berbau
horror yang dipamerkan di beberapa sudut ruangan di Lawang Sewu. Sungguh saya
tak berani untuk berkunjung sendirian ketika itu.
Waktu bergulir,perubahan di Lawang Sewu pun mulai
mengalir dengan baik bagaikan irama air. Perbaikan dilakukan diberbagai macam
aspek oleh pihak-pihak terkait. Mengantarkan Lawang Sewu menjadi lebih baik
dari yang ku kenal beberapa tahun silam. Pesonanya layak dijadikan destinasi
wajib untuk dikunjungi tatkala berada di Semarang. Serta jadi potret ikonik
pariwisata di Provinsi Jawa Tengah.
Petualanganku kembali ke Lawang Sewu setelah pertama kali menginjakkan
kaki beberapa tahun yang lalu dimulai,barisan antrian pengunjung menyapaku dari
depan gerbang Lawang Sewu. Di tengah teriknya kota Semarang,para pengunjung masih
menunjukkan antusiasmenya untuk berrekreasi di tempat yang dulunya sempat jadi
penjara di era penjajahan ini. Berongkoskan 10 ribu rupiah saya masuk ke obyek
wisata Lawang Sewu. Di depan,sebelum bagian boarding
tiket,saya sudah disambut keramaian pengunjung yang menghiasi Lawang Sewu.
Sedikit kaget batin saya,kini Lawang Sewu memang tak seperti dulu. Dipenuhi
khalayak ramai.
Dan setelah melewati boarding
tiket,ternyata…
Lihat
betapa ramainya pengunjung yang berlalu lalang di Lawang Sewu. Itu dibawah
pohon banyak wisatawan yang sedang beristirahat untuk menikmati makan siang
sembari diiringi alunan musik khas yang entah apa nama genrenya saya nggak begitu
ngerti. Sebuah hal yang baru dan berbeda jika dibandingkan dengan Lawang Sewu
yang ku jumpai beberapa tahun silam. Alunan musik ini gratis lhoooo.. Meski
begitu,pengunjung diperbolehkan memberikan donasi seikhlasnya hehe..
Tak seperti dulu,petualangan saya menelusuri Lawang Sewu kali ini ku
beranikan untuk sendirian. Hanya bertemankan sebuah kamera. Saya mencoba
mendokumentasikan setiap momen yang saya temui. Kebanyakan,kulihat terpancar
rona kebahagiaan di wajah para pengunjung yang datang ke Lawang Sewu saat itu. Dengan
hanya bermodalkan 10 ribu rupiah,seorang pengunjung dapat memperoleh banyak hal
berharga,selain objek foto menarik tentunya. Di Lawang Sewu,pengunjung bisa
belajar sejarah,lebih utamanya tentang sejarah perkereta-apian dan era
penjajahan di Indonesia. Quality time
dengan orang terdekat juga mampu didapatkan ketika pengunjung datang ke Lawang
Sewu,sebab Lawang Sewu yang kini memang punya pesona,asri dan nyaman
sekali,sungguh tak boleh begitu saja
terlewati.
Kutemukan
sebongkah keluarga kecil yang sedang berquality
time di salah satu sudut obyek wisata Lawang Sewu dengan rona kebersamaan yang begitu
terasa. Makin siang,Lawang Sewu kian
dipenuhi keramaian. Pengunjung baru berbondong-bondong membawa semangat untuk
mengenal Lawang Sewu lebih dalam.
Di tengah
teriknya siang itu,tiba-tiba awan mendung menghampiri kota Semarang. Sebuah
pertanda dari Tuhan untuk membawaku pulang ke Tembalang. Ke rumah perantauanku.
Disamping bunyi isi perut yang mulai menggelegar karena lapar,hehe. Dan
petualangku pun ditutup dengan beberapa momen yang menurutku menarik yang sempat berhasil kupotret di ujung
petualangan kali ini.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
@VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)
Komentar
Semoga sukses lombanya :)
makasih do'annya mbak hehe