19 Tahun
Terima
kasih Tuhan,Engkau telah memberikan kehidupan selama 19 tahun. Dengan kondisi
hidup yang saya pikir hampir sempurna,walau di dunia ini tak ada yang
sesempurna layaknya Dirimu. Ampuni hamba akan segala dosa yang pernah saya
perbuat Tuhan. Saya memang hina,dan sekiranya belum pantas untuk mencicipi yang
Engkau janjikan surga.
Terima kasih Bapak dan Ibuk,kedua
orang tua saya. Telah percaya kepada saya meski buah hatimu ini belum pernah
membuat bangga. Maafkan saya pula,karna terkadang untuk beberapa kesempatan
saya tak ubahnya bagai anak durhaka,yang sangat sulit sekali nurut kepada orang
tua.
19 tahun,entah apa saja yang sudah
saya lakukan. Sekarang saya sedang di daerah perantauan mencoba mencari
keberkahan dari sebuah ilmu pengetahuan. Maafkan saya Ibuk,saya tak pernah
pulang semenjak hari raya Idul Adha datang. Bukannya saya tak rindu dikau
Ibuk,tapi waktu memaksakanku untuk tetap bertahan disini hingga masa tenang
perkuliahan.
Hidup saya kini telah berrevolusi.
Jika dulu saya hanya minum ASI,hal itu kini telah basi. Saya mulai menapaki,merintis
tuk menjadi pria sejati. Menjadi bagian dari generasi terkini,yang punya
segudang masalah yang pelik teratasi. Dengan masih sendiri,dengan semangat
untuk menggapai prestasi. Meski itu masih sekedar mimpi.
Maafkan saya pula teman-teman,jika
selama ini saya merepotkan,menyebalkan,dan mungkin pernah membuat kalian dalam
kondisi pesakitan. Saya berterima kasih
atas segala peran kalian dalam hidup saya selama ini. Tanpa kalian hidup
saya mungkin tak ada apa-apanya sebab kalianlah salah satu warna dalam hidup
saya. Pemicu konflik dan intrik yang punya daya tarik.
19 tahun juga bukanlah waktu yang
singkat. Telah banyak hal yang terlewat. Dengan bergairah ataupun tanpa hasrat. Namun rasa-rasanya begitu singkat. Perasaan
baru beberapa tahun yang lalu saya disunnat. Merasakan rasa takut akan jarum
suntik dan tatapan dokter. Hingga
seluruh badan tak ketinggalan gemeter. Semuanya berhasil saya lewati,dengan segala
macam ekspresi diri.
19 tahun pula berarti hidup saya
terasa tua,walau masih banyak yang bilang saya kaum muda,tetapi tetap saja yang
namanya kewajiban harus segera terpenuhi,tanggung jawab teratasi,tak boleh
abai. Sekarang hak yang saya miliki relatif banyak,kayak hak politik dan
berintelek.
Di usia yang ke 19 ini juga,saya
nggak berharap banyak akan hal di sekitar saya. Cukup hanya berharap banyak
pada diri ini,senantiasa bersyukur setiap hari,senantiasa berusaha dengan
sekuat tenaga walau hasil yang didapat tak seberapa,tetap istiqomah agar kelak
ikhtiarnya barokah nan berkah,dan terakhir tentu saja berserah diri alias tawakal.
Terima kasih semuanya atas 19 tahun
ini. Alhamdulillah...
Komentar