If You Ever Come Back,If You Could See Me Now...



           Andai kamu pernah kembali,andai kamu dapat menatapku kini. Semuanya ku konotasikan pada ’andai’ yang akal sehat sendirikupun takkan mampu melogikakannya untuk menjadi kenyataan. Entah mengapa diriku berpikiran dan berharap seperti itu.


Mungkinkah aku kangen padamu? Sudah lamakan kita tak pernah bertemu?  Terakhir ku ingat momen itu terlukis jelas di bulan November tahun kemarin. Aku hanyalah seorang insan,yang hanya bisa membayangkan,memimpikan dan tentunya berusaha mewujudkan. Sayang seribu sayang tak banyak yang berbuah kenyataan. Termasuk denganmu. Aku sering memikirkanmu,membayangkanmu yang tanpa sadar semua begitu saja terbesit di otakku,tanpa pernah ada niat apalagi muslihat. Bagaimana kabarmu? Ingin selalu ku tahu itu. Sekarang kita sudah tak bisa seperti dulu,aku sudah tak bisa mengobrol lewat media sama kamu,berbagi canda tawa denganmu,saling memotivasi diri,dan tentunya berbagi ejekan demi mengasyikkan suasana diantara kita.

Aku masih banyak ingat semua itu. Padahal momen-momen itu telah lama berlalu. Ceritakan semuanya disini? Rasa-rasanya tak pantas bagiku. Cukup aku dan kamu yang mengerti,walaupun aku tak yakin kamu akan hal itu. Aku sendiri juga bimbang. Mengapa kinerja memoriku bisa seperti itu? Ku merasa seperti ada pintu yang tergembok khusus yang berada dalam sekat kenanganku bersamamu. Indah memang dulu. Entah kamu mengiyakannya atau tak.
Tanpa terasa tahun 2015 telah memasuki bulan Juli. Kamu masih ingat di bulan itu ada apa? Aku yakin kamu lupa. Iya kamu memang pelupa,kamu sendiri yang pernah mengakuinya kala itu. Termasuk mungkin melupakanku? Entahlah,biarkanmu yang menjawabnya untukku. Namun aku senantiasa berharap,diriku masih menjadi bagian dari memorimu.
Kamu pasti kini telah berkembang banyak bukan? Kulihat semua itu,dari benakku yang terdalam. Dulu,banyak obsesi yang kamu ceritakan padaku. Gimana? Apakah semuanya telah terwujud? Semua kesibukan itu? Kebanggaan itu? Kepuasan itu?
Aku hanya bisa mendo’akanmu saja,walaupun yang pasti tak bisa seperti yang dulu. Diriku yang kini,mungkin lebih rasional daripada yang kemarin,meskipun tingkat kedewasaannya masih nol dan labil yang masih sering menggelayuti. Inginku bertanya banyak padamu? Tapi kapan ya? Semua hasrat dan kegelisahan itu sering terngiang-ngiang mendatangiku. Apakah kamu juga sama bak aku?
Sebuah baris kalimat romantis ingin kulantunkan untukmu. Bukan-bukan,ini bukan originalitas dariku,lagipula aku bukanlah sosok yang romantis,aku cuma sosok yang bisanya meniru keromantisan insan lain dan lebih ke humoris itu mungkin karna kelalukuanku yang terkadang rada menggila. Hehehe...
Aku memungutnya ini untukmu dari sebuah judul episode anime yang aku yakin kamu juga tahu itu. Anime ini terkenal lho? Dan ketika aku ketikan ini,sosok anime ini sedang digandrungi seantero negeri. Iya,Naruto. Si pejuang mimpi yang kelakuannya sangat kocak dan konyol. Tetapi bukan dari Naruto lantunan kalimat romantis ini berasal. Memang Naruto juga punya banyak hal romantis bahkan hal bijak yang juga banyak,namun tak satupun darinya yang kupilih. Aku lebih memilih dari ini. Dari seorang karakter perempuan yang tak pernah banyak mengekspresikan perasaan namun sikapnya begitu berhak untuk mendapatkan pujian. Siapakah dia?


“Aku selalu mengawasimu”
Rin Nohara
           

            Mungkin kamu yang membacanya pasti batinnya mengerutu,’kayak begitu kok romantis,romantis darimana?’ Jika ditilik sekilas memang kalimat itu tak berbekas romantis sama sekali. Kalimat itu biasa saja. Namun hal itu akan nampak berbeda bila ditilik dari perspektif yang lain,dari video episode tersebut dan karakter seutuhnya Rin dalam anime Naruto.
            Untuk kamu yang punya videonya,cobalah dilihat ulang dan diresapi dengan  dalam pada setiap sekon episode tersebut. Pasti kamu akan merasakan hal yang sama denganku. Rin bukanlah sosok perempuan yang mengkoar-koarkan perasaannya,rasa cintanya dengan mudah ke muka publik seperti Sakura maupun Ino. Dia juga bukanlah sosok pemuja yang pemalu layaknya Hinata kepada Naruto. Dia itu lebih pendiam,walau dibalik diamnya itu ada sebuah rasa. Dia juga lebih memilih menginterpretasikannya rasa itu berupa sikap yang perhatian,menghibur,pengertian,peduli ke sosok yang Rin kasihi yang tak lain menurut saya ialah rekan setimnya sendiri, Obito. Dan semua itu tergambar jelas lewat sebuah kalimat yang ia lontarkan berucap,”aku selalu mengawasimu”. Gimana menurut Masashi Kishimoto,sang pengarang cerita manga dan anime Naruto? Maaf, aku tak bisa menjawabnya untuk hal itu.
            Terakhir ingin kupersembahkan kepadamu beberapa penggal bait dari salah satu band kenamaan asal Irlandia yang membekas di hatiku yang tak lain ialah The Script dalam beberapa lagunya yang mengekspresikan segala perasaanku kini... Serta tak lupa ku meminta maaf atas segala kesalahanku selama mengenalmu. Maaf jika aku sering mengejekmu,maaf jika aku sering mengusikmu,melontarkan kata-kata yang tak pantas untukmu serta maaf pula jika aku banyak mengecewakanmu. Terima kasih.

“You won’t find faith or hope down a telescope
You won’t find heart and soul in the stars
You can break everything down to chemicals
But you can’t explain a love like ours
It’s the way we feel, yeah this is real
And I wish I could still wish it was over
But even if wishing is a waste of time
Even if I never cross your mind
I'll leave the door on the latch
If you ever come back, if you ever come back

There'll be a light in the hall and a key under the mat
If you ever come back 

There'll be a smile on my face and the kettle on
And it will be just like you were never gone
There'll be a light in the hall and a key under the mat
If you ever come back, if you ever come back now



Would you call me a saint or a sinner?
Would you love me a loser or a winner?"

How can i move on when i'm still in love with you? 

Komentar

Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
nayotom mengatakan…
duh.. aku kok nambahi kesedihanmu :"

Postingan populer dari blog ini

Desain Kartu Anggota Osis SMK N 1 Purwodadi

Selamatkan Lahan Gambut, Bencana Indonesia Surut