Berkenalan dengan yang Kusebut Cinta

            Cinta,siapalah yang tak mengenal perihal yang satu ini,banyak insan yang telah terbuai karenanya,terutama kaum remaja dan kaum pencari cinta sejati serta pejuang cinta yang bekerja di PT. Pencari Cinta Sejati di profil Pesbuk mereka. Weh,tahu apa loe tentang cinta? Umur aja masih muda,anak ingusan,paling-paling ya baru satu dua kali pacaran.

                 Oke,saya jawab semua itu. Pertama,saya mau klarifikasi bahwa memang benar saya baru merasakan relasi seperti pacaran hanya sekali. Meskipun baru sekali tapi saya setidaknya sudah pernah merasakan banyak cinta di sekililing saya. Ingat! Cinta itu tidak hanya dirasakan hanya dari berpacaran semata,cinta itu bisa hadir dan tiba dimana-mana. Masih banyak hal yang berkorelasi dengan cinta,yang tentunya jauh lebih baik dari hanya sebuah status pacaran belaka.
Secara sederhana opini saya, Cinta itu nikmat alias karunia paling sederhana tetapi luar biasa sekali yang diturunkan oleh Tuhan di dunia kepada para makhluknya. Tetapi terkadang menjadi paling super duper rumit ketika berada ditangan manusia. Mengapa demikian?
   Ya karna begini,pada dasarnya CINTA itu hanya CINTA,sayang semata dengan lawan jenis. Itu saja. Tidak ada yang lain,selain yang terutama itu. Jika waras ya? Tidak lebih,kalau ada yang bilang cinta itu harus butuh pengorbanan untuk yang berpacaran,ngorbanin apa? Waktu? Harta? Nyawa? Diri? Hadeh,sampai begitunya tuh… Itu bukan cinta deh,tapi lebih ke –EGO,cuman nafsu birahi dasar manusia yang ingin selalu lebih,lebih dan lebih,tak pernah cukup. Coba deh direnungkan,sebagai umat beragama sudah selayaknya kita para muslim seharusnya bisa mencintai Tuhan kita,ALLAH SWT dan kekasihnya pula Muhammad SAW. Apakah Allah menuntut kita atas semua itu? Menuntut waktu kita? Harta kita? Nyawa kita? Diri kita? Iya memang,semua itu dikemas dalam bentuk yang namanya “ibadah”.Meskipun begitu,beribadah bermanfaat bagi diri kita. Demi masa depan kita yang lebih baik di alam akhirat kelak. Lain halnya dalam berpacaran semua itu tidak banyak membawa manfaat,yang datang kebanyakan malah mudharat. Dikisahkan sebagai berikut,sesesosok lelaki muda yang sering menghabiskan waktu demi pacar,melupakan sekolahnya,teman-temannya,bahkan keluarga. Apa itu baik? Itu baru waktu belum lagi harta,yang rela-relain tidak makan siang selama seminggu demi nabung. Cuma buat nongkrong di malam mingguan,bermanfaat? Nambah dosa juga iya,kecuali nongkrongnya di majelis pengajian. Atau yang satu ini ketika lelaki ini rela jadi babu pembawa barang belanjaan pacarnya semata. Itukah yang namanya cinta? Pengorbanan istilahnya? Persetan pengorbanan,itu tidak ada manfaatnya,capek juga iya. Ngapain berkorban sampai segitunya toh dia juga masih bisa pergi,hilang,dan lenyap dari hidup kita lewat yang namanya “putus”. Yang nikah aja banyak yang cerai kok,itu padahal ikatannya sudah haq. Apalagi yang pacaran yang tidak diikat oleh apapun cuman status,kalau bohong bisa saja berubah. Masih banyak hal yang lain lagi di dunia ini yang lebih baik,apalagi soal cinta. Buat para laki-laki,perlu diingat perbandingan laki-laki dan perempuan di zaman sekarang itu sekitar 1:11 menurut saya,atau bisa dikatakan kalau seandainya ada pembagian rata pasangan,maka setiap laki-laki akan mendapatkan 11 perempuan. Wah enak tuh? Berarti masih ada pilihan yang lain,yang insyaAllah akan lebih baik. Buat para wanita,saya kurang begitu ngeh sih gimana logika sederhananya yang sama kayak itu. Tapi percayalah,seperti apa yang disabdakan Rasul kalau orang baik itu hanya ditujukan buat orang baik pula,daripada ribet mikirin cinta yang belum jelas arah melintangnya,mending nyiapin diri sebaik-baiknya buat orang diluar sana yang akan menjadi jodoh kita. Itu untuk laki-laki juga boleh.
Terus buat kalian yang masih menggalau sama cinta,maka saya akan tunjukan kalau menurut saya hal yang paling dibutuhkan oleh cinta itu ini :
1. Sabar…. ketika ia memang kurang perhatian dan terkesan cuek. Sabar…. kalau sifat aslinya yang kita belum ketahui selama ini kemudian muncul begitu saja dan itu membuat sesuatu hal yang tidak mengenakkan buat kita.
2. Ikhlas…. kalau ia sudah ninggalin kita. Ikhlas…. kalau ia sudah jauh dari kita. Dan ikhlas…. kalau ia memang sudah tidak cinta lagi sama kita. Semuanya berusaha ikhlasin aja pasti akan ada baiknya.
     3. Pengertian.
Ini terlihat sederhana (ya cuma satu kata) namun yang paling jarang dilakukan atau diperhatikan oleh pasangan-pasangan di luar sana. Padahal ini penting!!! Mengapa sedemikian penting? Sebab,kalau kita tidak pernah ngerti tentang orang yang kita cintai,kita tidak akan pernah bisa bersyukur seutuhnya karena ia telah mencintai kita. Ngerti ? Contoh sederhananya itu begini,misal ada suami istri,sang suaminya itu baru pulang dari bekerja. Alangkah mulianya jika istri tersebut menyambutnya dengan senyum ceria ketika ia membukakan pintu untuk sang suami kemudian dengan lembut ia menyapa dilanjutkan dengan menyajikan secangkir kopi atau teh hangat diatas meja. Bahagianya suami tersebut. Tetapi suaminya juga harus mengerti juga,gini,udah disiap-siapkan secangkir kopi jangan malah dibuang karna tidak suka sama kopi,diminumlah walaupun sedikit. Yang istri juga bukan malah membentaki dan cemberut kepadanya saat pulang dari bekerja. Dan hanya disebabkan sebelumnya sang suami tidak sempat membalas pesan singkat ataupun menjawab telepon karna rutinitas padatnya perkerjaan yang diemban sang suami. Meskipun sederhana gitu,tapi prakteknya tidak demikian. Banyak sekali pasangan yang sering berkonflik karna hal-hal yang bisa dikatakan sepele,baik itu yang sudah menikah maupun yang baru berpacaran belaka. Bahkan ada juga yang berujung pada kandasnya relasi. Itu membuat cinta terasa rumit ya?
Nah,berikut saya ulas fakta-fakta berdasarkan pengamatan saya di lapangan, yang membuat cinta itu menjadi rumit karna ulah manusia.
Check this out!
     1. Ego
         Setiap insan manusia yang memiliki akal sehat pasti memiliki kodrat yang satu ini. Memang saya rasa di dunia ini mungkin tidak ada manusia dimana pun yang tidak memiliki ego,dan kebanyakan malah mengumbar liar egonya masing-masing,atau biasa kita sebut egois. Dalam pengamatan saya terhadap beberapa pupusnya hubungan percintaan disekitar saya,lebih spesifiknya pacaran. Hal ini sering menjadi penyebab utama pisahnya dua sejoli yang lagi pacaran walau tidak disadari. Coba deh kita telisik,yang dikit-dikit mempersalahkan pacarnya kalau nggak sms,nggak nelpon,nggak ngucapin selamat,met malem,ataupun nanyain udah makan apa belum. Sering kali pasangan kekasih beradu konflik hanya karna masalah sepele yang nggak bermutu ini. Yang sering dipermasalahkan tuh gini,”kamu udah nggak perhatian lagi sama aku ya? Udah nggak sayang ya? Kok udah nggak kayak dulu lagi” Atau ego yang satu ini,nggak bisa nemenin malam mingguan,jalan-jalan,jemput ke sekolah dan blablabla yang lainnya. Yang bagi saya itu cukup memuakkan. Capek nggak sih? Kalau kamu berkonflik terus-terusan seperti itu? Dikit-dikit ngambek-ngembekan? Nanti baikan lagi,nanti marahan lagi. Kayak permainan saja yang restart terus menerus. Memangnya manusia itu mainan?
     2. Tren di masyarakat
                                 Ini fakta selanjutnya. Ketika tren di masyarakat yang berkaitan dengan percintaan ataupun pacaran merebak,maka relasi itu akan sedikit bertambah runyam. Semisal,beberapa waktu lalu lagi ngetren di sosmed nih,sang pacar ngupload foto selfie terbaru dengan sang pacar,atau yang ini ngubah profile picture bareng sang pacar,atau bumbuhin name tag sang pacar di bio twitter. Semua itu akan membuat runyam relasi jika salah satu pasangan menuntut untuk diperlakukan yang sama dengan apa yang lagi ngetren di publik. Dan tidak jarang hal ini memicu konflik pada suatu hubungan. Kalau itu yang terjadi di dunia semu,lain halnya yang nyata,seperti populernya sang pacar ngasih bunga mawar merah di malam satnite tanda cinta untuk yang dikasihnya dan masih banyak lagi deh realita dilapangan,yang males untuk saya tulis karna bagi saya ya itu tadi cukup memuakkan. Tetapi,disisi lain hal ini tidak terjadi pada pasangan yang saling cuek terhadap pasangannya,diri sendiri,dan lingkungannya.
     3. Pergaulan
                   Coba deh jika sang perempuan itu gaulnya sama oteman-teman yang cumanya bisa diajak jalan-jalan ,hang- out,nongkrong atau apalah. Dia pasti juga akan nuntut hal yang sama pada sang pacar,walau sesekali saja. Tapi jelas ini akan menjadi rumit sekali jika laki-lakinya itu kurang gaul,sukanya di rumah mulu,kayak saya. Pasti tidak akan lama deh,bilapun lama itu adalah masa-masa penyiksaan. Akan berbeda rasanya jika sang perempuan itu berprinsip menerima apa adanya sang laki-laki,dan tak menuntut apapun kecuali cinta dan kasih sayangnya,dan tentunya yang selalu mencoba mengerti sang kekasih. Mana ada ya wanita seprti itu di zaman sekarang? Pasti ada meskipun itu di ujung dunia.
        Sekiranya cukup baru itu saja yang saya dapatkan dari pengamatan saya di realita kehidupan sekitar saya selama ini. Mungkin masih banyak lagi hal yang belum saya telisik dan ketahui. Bila nanti tambahan tentang hal itu,insyaAllah ketikan ini akan saya unggah ulang.
              Dan dengan berakhirnya pemaparan fakta-fakta diatas,maka berakhir pula perkenalan saya dengan cinta pada ketikan ini. Saya hanya baru tahu sampai sejauh ini. Bagi yang merasa tersinggung atas ketikan ini,saya mohon maaf karna ini hanya opini di relung otak saya yang sedari dulu membeku tentang cinta dan baru saya ketik lewat ketikan ini. Anggap saja ini hanya intermezzo anda belaka.

Komentar

Unknown mengatakan…
widih, keren banget, cuma ada beberapa kalimat yang menurutku sih, masih ngrasa aneh buat dibaca.. kayak kurang nyaman. tapi keseluruhan keren..
nayotom mengatakan…
alhamdulillah,terimakasih kawan. banyak istilah ya? belum efektif pula?
Unknown mengatakan…
nek dipikir iyo juga -_-
nayotom mengatakan…
memang iya.

Postingan populer dari blog ini

Desain Kartu Anggota Osis SMK N 1 Purwodadi

Selamatkan Lahan Gambut, Bencana Indonesia Surut